Laporan Teknologi Pangan
PENGGULAAN
“
PEMBUATAN MANISAN BASAH DAN KERING ”
NAMA:
SESI TRI NUGRAHA SAPURTI (P00331013030)
KELAS:
II A
KELOMPOK
IV
KEMENTRIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES KENDARI
JURUSAN
GIZI
@2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Penggulaan
adalah proses pengolahan dan pengawetan menggunakan gula pada konsentrasi
tinggi. Gula tersebut berfungsi untuk memberi rasa pada produk dan mengawetkan
produk dengan menghambat bakteri yang menyebabkan pembusukan. Gula biasanya
digunakan sebagai bahan pembuatan beraneka ragam produk makanan seperti selai,
jeli, marmalad, sirup, buah-buahan bergula, dan sebagainya. Penambahan gula
selain untuk memberikan rasa manis, juga berfungsi dan terlibat dalam pengawetan.
Apabila gula ditambahkan ke dalam bahan pangan dalam konsentrasi yang tinggi
(paling sedikit 40% padatan terlarut), maka sebagian air yang ada terikat oleh
gula sehingga menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme dan
aktivitas air (aw) dari bahan pangan berkurang. Padahal mikroorganisme memiliki
kebutuhan aw minimum untuk pertumbuhannya. Kemampuan gula untuk mengikat air
itulah yang menyebabkan gula dapat berfungsi sebagai pengawet.
Buah-buahan
mempunyai arti penting sebagai sumber vitamin, mineral dan zat-zat lain dalam
menunjang kecukupan gizi, tetapi buah-buahan segar termasuk komoditi yang tidak
tahan lama. Daya tahan buah-buahan tergantung pada jenis buah dan perlakuan
lepas panen yang diberikan. Pengolahan buah-buahan penting dilakukan karena
sifatnya yang mudah rusak dan musiman sehingga perlu dilakukan pengawetan untuk
memperpanjang masa simpan. Dewasa ini pemanfaatan buah pepaya dalam usaha
pengawetan dengan cara mengubahnya menjadi produk yang lebih awet seperti
manisan, buah dalam sirup, selai, dan sebagainya. Manisan merupakan salah satu
jenis pengolahan yang dapat digunakan untuk memperpanjang daya simpan buah
pepaya. Selain itu, manisan merupakan salah satu bentuk diversifikasi
pengolahan pangan tradisional di Indonesia. Manisan buah dapat dibedakan
menjadi dua, yakni manisan basah dan manisan kering.
B.
Tujuan
Praktikum
Tujuan percobaan adalah
agar mahasiswa terampil mengolah bahan pangan dengan penggulaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Penggulaan
Penggulaan makanan
yaitu dengan menaruh atau meletakkan makanan pada medium yang mengandung gula
dengan kadar konsentrasi sebesar 40% untuk menurunkan kadar mikroorganisme.
Jika dicelup pada konsenstrasi 70% maka dapat mencegah kerusakan makanan.
Contoh makanan yang dimaniskan adalah seperti manisan buah, susu, jeli,
agar-agar, dan lain sebagainya.
B.
Manisan
Buah
Manisan
merupakan salah satu bentuk pangan olahan yang banyak disukai oleh masyarakat.
Rasanya yang manis bercampur rasa khas buah sangat cocok untuk dinikmati dalam
berbagai kesempatan. Manisan merupakan salah satu produk yang mengandung kadar
gula tinggi. Dengan kadar gula tinggi ini, produk manisan dapat disimpan dalam
jangka waktu yang relatif lama.
Pembuatan manisan juga merupakan salah satu alternatif memperpanjang daya
simpan bahan pangan (Fachruddin, 1998).
Manisan adalah salah satu bentuk makanan
olahan yang banyak disukai oleh masyarakat. Rasanya yang manis bercampur dengan
rasa khas buah sangat cocok untuk dinikmati diberbagai kesempatan. Manisan
merupakan salah satu metode pengawetan produk buah-buahan yang paling tua, dan
dalam pembuatannya menggunakan gula, dengan cara merendam dan memanaskan buah
dalam madu. Pengolahan aneka buah menjadi manisan ini memberikan keuntungan
tersendiri. Warna buah cepat sekali berubah oleh pengaruh fisika misalnya sinar
matahari dan pemotongan, serta pengaruh biologis (jamur) sehingga mudah menjadi
busuk. Oleh karena itu pengolahan buah untuk memperpanjang masa simpannya
sangat penting, termasuk pengolahan menjadi produk manisan. Danpengolahan aneka
buah menjadi manisan buah basah ataupun manisan buah
kering ini masih memiliki peluang usaha yang menjanjikan dan potensi
penyerapan pasar yang cukup baik.
C.
Manisan
Basah
Manisan
buah basah dinilai lebih menarik daripada manisan buah kering. Manisan buah
basah tampil seperti buah aslinya, segar, dan tidak berubah warna. Manisan buah
ini dikemas dalam stoples atau botol-botol besar dan tetap direndam dalam air
gula. Selain itu bias juga dikemas dalam plastic polietilen dengan sedikit atau
tanpa air rendaman (Muaris, 2003). Manisan basah adalah manisan yang diperoleh setelah penirisan buah
dari larutan gula. Manisan basah mempunyai kandungan air yang lebih banyak dan
penampakan yang lebih menarik karena serupa dengan buah aslinya. Manisan basah
biasanya dibuat dari buah yang keras. Produk ini mempunyai keuntungan
antara lain : manisan basah kekuatan rasanya yang segar dapat dijadikan penawar
haus disaat udara panas, dan cocok dinikmati di berbagai kesempatan. Kembali
kepada selera konsumen namun keduanya memiliki potensi peluang pasar yang cukup
menggiurkan.
D.
Manisan
kering
Manisan buah
pada umumnya dibedakan menjadi manisan buah basah dan manisan buah kering.
Perbedaan kedua macam manisan tersebut terletak pada cara pembuatannya, daya
awetnya, dan penampakannya. Manisan kering adalah manisan yang setelah direndam
air gula pekat yang dikeringkan di bawah sinar matahari atau menggunakan oven
pengering (Fachruddin, 1998).
Manisan kering adalah produk olahan yang berasal dari buah-buahan
dimana pemasakannya dengan menggunakan gula kemudian di keringkan. Produk ini
mempunyai beberapa keuntungan diantaranya; bentuknya lebih menarik, lebih awet
volume serta bobotnya menjadi lebih kecil sehingga mempermudah pengangkutan.
buah-buahan yang biasa digunakan untuk membuat manisan kering adalah jenis buah
yang lunak sepertibuah pepaya, sirsak, tomat, dan lain-lain.
E.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pemilihan Buah pada Produk Penggulaan
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan buah untuk
membuat produk penggulaan antara lain :
a.
Kandungan pektin buah
Pektin adalah sejenis ’gula’ yang terdapat dalam sayuran dan
buah-buahan. Pektin merupakan suatu koloid yang reversibel dan dapat larut
dalam air, diendapkan, dipisahkan dan dikeringkan. Pektin berasal dari
perubahan protopektin selama proses pemasakan buah, kadar pektin kurang dari 1
% cukup untuk membentuk struktur yang memuaskan. Penambahan gula akan
mempengaruhi keseimbangan pektin air yang ada dan meniadakan kemantapan pektin.
Pektin akan menggumpal dan membentuk suatu serabut halus, sruktur itu mampu menahan
cairan. Makin tinggi kadar pektin makin padat struktur serabut tersebut. Makin
tinggi gula makin berkurang air yang ditahan oleh sruktur.
Dalam buah-buahan kandungan pektin biasanya
terdapat di bawah kulit buah, di sekitar hati buah (core), dan di sekitar biji
buah. Tiap jenis buah mempunyai kandungan pektin yang berbeda. Stroberi,
aprikot, peach, ceri, pir, anggur, nanas tergolong buah-buahan berkadar pektin
rendah. Buah-buahan ini perlu dikombinasikan dengan buah-buahan berkadar pektin
tinggi atau dibubuhi pektin komersial. Apel, plum, dan currant merah tergolong
buah berkadar pektin tinggi dan tidak memerlukan tambahan pektin.
Pektin komersial dibedakan atas dua macam,
yang berbentuk bubuk berwarna putih dan cairan. Pektin bubuk untuk sari buah yang
ditambahkan dalam keadaan dingin, sedangkan pektin cairan ditambahkan dalam
sari buah atau campuran gula yang mendidih. Pektin komersial biasanya dibuat
dari buah apel pilihan, kulit jeruk, kulit dan hati apel sisa (dari limbah
pengalengan apel). Dengan pemanasan pektin yang terkandung dalam buah akan
terekstrak keluar. Pemanasan tidak boleh berlebih akan menyebabkan pektin
menjadi rusak.
b.
Tingkat keasaman buah
Tingkat keasaman buah juga penting karena asam akan menarik sari
pektin dari buah. Keasaman yang rendah menghasilkan pembentukan jel yang lemah
dan mudah hancur. Buah yang kurang asam perlu ditambah dengan air jeruk lemon
atau asam sitrun pada saat akan mulai dimasak. Namun, penambahan asam yang
terlalu banyak akan menyebabkan keluarnya air dari jel yang terbentuk.
Perpaduan gula, asam, dan pektin inilah yang karena dipanaskan membentuk
jalinan (matriks) sehingga jeli, selai, dan produk olahan buah yang lain
menjadi kental atau pekat.
BAB III
PERCOBAAN
A.
Alat
Dan Bahan
1.
Alat
Ø Baskom
Ø Wajan
Ø Pisau
Ø Timbangan
Ø Talenan
2.
Bahan
Ø Pepaya
1 buah
Ø Gula
Ø Kapur
sirih
Ø Garam
B.
Cara
Kerja
a)
Manisan
Basah
Ø Manisan
basah dengan konsentrasi 25 %
1. Timbang
buah pepaya 600 gram yang agak mengkal.
2. Buah
pepaya agak mengkal dikupas, lalu dicuci.
3. Potong
buah pepaya, bentuk persegi panjang.
4. Rendam
potongan pepaya dalam larutan kapur selama 1 jam, larutan kapur yang digunakan
adalah larutan yang jernih saja.
5. Tiriskan
dan rendam kembali dalam larutan garam selama 1 jam.
6. Kemudian
buah dicuci untuk mengurangi rasa asin yang berlebihan.
7. Masukkan gula sebanyak 150 gram dalam wajan
lalu tambahkan air secukupnya, untuk pembuatan sirup gula.
8. Kemudian
pepaya direndam dalam sirup gula, selama 1 hari.
Ø Manisan
basah dengan konsentrasi 50 %
1.
Timbang buah pepaya 700 gram yang agak
mengkal.
2.
Buah pepaya agak mengkal dikupas, lalu
dicuci.
3.
Potong buah pepaya, bentuk persegi
panjang.
4.
Rendam potongan pepaya dalam larutan
kapur selama 1 jam, larutan kapur yang digunakan adalah larutan yang jernih
saja.
5.
Tiriskan dan rendam kembali dalam larutan
garam selama 1 jam.
6.
Kemudian buah dicuci untuk mengurangi
rasa asin yang berlebihan.
7.
Masukkan gula sebanyak 360 gram dalam wajan
lalu tambahkan air secukupnya, untuk pembuatan sirup gula.
8.
Kemudian pepaya direndam dalam sirup
gula, selama 1 hari.
b)
Manisan
Buah kering dengan gula pasir kasar
1. Timbang
buah pepaya yang agak mengkal 1 kg/1000 gram
2. Buah
pepaya agak mengkal dikupas, lalu dicuci.
3. Potong
buah pepaya, bentuk persegi panjang.
4. Rendam
potongan pepaya dalam larutan garam
selama 1 jam
5. Tiriskan
dan cuci dengan air panas
6. Tiriskan
kembali, lalu masukkan gula sebanyak 400 gram dalam wajan, lalu tambahkan air
secukupnya.
7. Aduk
sampai mengental di atas api sedang
8. Setelah
mengental masukkan potongan pepaya dalam cairan gula, lalu aduk sampai gula
benar-benar tercampur.
9. Kemudian
manisan pepaya diletakkan dalam wadah oven, lalu jemur dibawah sinar matahari
sampai manisan mengering.
C.
Diagram
Alir
a.
Manisan
Basah dengan konsentrasi 25 %
b.
Manisan
Basah dengan Konsentrasi 50 %
c.
Manisan
Kering dengan gula pasir kasar
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
1. Deskripsi Pengolahan
Cara
basah:
·
Bersihkan pepaya kemudian timbang
·
Dicuci dan dipotong
persegi
·
Direndam pada larutan
kapur dan setelah itu ditirsikan dan direndam lagi pada larutan garam
·
Dicuci untuk mengurangi
asin, kemudian dilakukan proses pembuatan sirup gula dengan cara panaskan gula
pada wajan dan berikan air secukupnya. Setelah itu buah dilakukan perendaman
pada larutan gula
Cara
kering:
·
Timbang buah pepanya,
lalu kupas dan cuci setelah itu potong persegi
·
Rendam dalam lauran
garam, tiriskan kemudian cuci dengan air panas
·
Masukan gula pada wajan
kemudian tambahkan air secukupnya dan aduk sampai mengental
·
Setelah itu masukan
potongan buah pepaya kedalam wajan dan aduk hingga merata
·
Lalu letakan buah
pepaya pada wadah dan lakukan penjemuran
2.
Tabel
Hasil Uji Organoleptik
Jenis
Uji
|
Hasil
Pengamatan
|
||
Manisan
basah
(25
%)
|
Manisan
Basah
(50%)
|
Manisan
Kering
|
|
Warna
|
Orange
|
Orange
|
Orange
|
Aroma
|
Aroma pepaya
|
Aroma pepaya
|
Aroma pepaya berkurang
|
Rasa
|
Manis
|
Manis
|
Manis sekali
|
Tekstur
|
Agak keras
|
Agak keras
|
Agak kenyal
|
|
|
|
|
B.
Pembahasan
Manisan buah
adalah produk buah-buahan yang diolah dengan menambahkan gula dalam konsentrasi
tinggi sehingga dapat mengawetkan buah-buahan tersebut. Manisan buah ada dua jenis, yaitu manisan
buah basah dan manisan buah kering.
Manisan buah basah adalah manisan buah yang masih mengandung air gula
sedangkan manisan buah kering tidak mengandung air gula lagi.
Pada praktikum
yang dilakukan untuk pembuatan manisan buah digunakan dengan 2 cara yaitu
membuat dengan cara basah ( diberikan pelakuan 25 % dan produk 50 %) dan cara
kering. Manisan basah diperoleh setelah penirisan
buah dari larutan gula, sedangkan manisan kering diperoleh bila manisan yang
pertama kali dihasilkan (manisan basah) dijemur sampai kering.
Pada
pembuatan manisan buah ini pepaya merupakan merupakan bahan dasar
yang menjadi unsur pokok dalam pembuatan manisan basah dan kering. Pada
praktikum yang dilakukan, pepaya yang digunakan 1 buah utuh kemudian dibelah
menjadi dua bagian untuk pemisahan pembuatan manisan basah dan kering, buah
pepaya yang digunakan agak mengkal/tidak terlalu masak.
Dalam
proses pembuatan manisan basah atau kering hal pertama yang dilakukan yaitu
proses pencucian buah kemudian dilakukan proses pengirisan proses, pengirisan
ini bertujuan untuk memperkecil bahan baku manisan sehingga mempercepat
peresapan gula kedalam bahan baku manisan dan membuat bentuk buah agar lebih menarik.
Selanjutnya dilakukan proses perendaman pada air kapur, pada proses perendaman
ini bertujuan untuk memperkuat tekstur bahan baku manisan. Selama perendaman
terjadi reaksi antara kalsium dengan pektin yang terdapat pada dinding sel
jaringan bahan. Lamanya perendaman dapat berlangsng selama beberapa jam sampai
1 jam. Selanjutnya di lakukan lagi perendaman pada larutan garam konsentrasi
kurang dari 10% selama 1 jam. Penggunaan larutan garam bertujuan untuk
mengurangi rasa pahit atau asam pada buah, mencegah terjadinya reaksi browning
pada buah dan untuk membunuh bakteri tertentu. Kemudian dicuci kembali untuk
mengurangi rasa asin yang berlebihan pada buah, dan proses yang terakhir adalah
merendamkan buah pada larutan gula yang telah dibuat, Prinsip dasar pembuatan
manisan dari buah-buahan atau bagian tumbuh-tumbuhan yaitu sebagai berikut,
buah melalui proses penggulaan baik secara perendaman maupun pelumuran dengan
gula sehingga secara perlahan gula akan meresap, dengan demikian kadar gula
dalam jaringan buah cukup tinggi sehingga dapat mencegah pertumbuhan
mikroorganisme pembusuk. Gula mutlak diperlukan untuk membuat manisan, gula
berfungsi sebagai pemanis dan pengawet, konsentrasi gula tidak kurang dari 65%.
Prinsip dasar pemakaian gula dalam pembuatan manisan buah adalah dalam bentuk
larutan gula yang dibuat dengan mencampurkan gula pasir dengan air dalam kadar
tertentu.
Sedangkan
pada proses pembuatan manisan dengan cara kering yang berbeda dengan cara basah
yaitu pada proses pembuatannya manisan kering tidak perlu direndam pada kapur
sirih. Tetapi pada pembuatan manisan kering ini penyiraman larutan gula
dilakukan berkali-kali, kemudian pada tahap akhir dilakukan proses
penggeringan. Pengeringan yang dilakukan dengan menggunakan panas alami yaitu
dijemur dibawah sinar matahari. Selama pengeringan, manisan dapat ditaburi gula
pasir beberapa kali sampai merata. Lama pengeringan berkisar 1 hari.
Pada akhir
peraktikum dapat menghasilkan manisan buah basah dan kering yang cukup menarik,
rasa dan warna,tekstur dan aromanya
kelihatan sermpurna, akan tetapi pada tekstur manisan buah kering agak kenyal,
seharusnya pada manisan kering harus benar-benar kering secara sempurna.
penyebab yang membuat manisan kering tidak kering secara baik disebabkan oleh
pada saat proses pengeringanya tidak sempurna. dilihat dari proses pengeringnya
menggunakan sinar matahrari, penggunaan sinar matahari memang baik tetapi pada
saat pengeringan yang dilakukan cuaca tidak terlalu panas sehingga membuat
manisan yang dihasilkan kadar airnya dalam pepaya masih ada.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah
melakukan praktikum dapat disimpulkan bahwa Manisan basah adalah manisan
yang diperoleh setelah penirisan buah dari larutan gula. Manisan basah
mempunyai kandungan air yang lebih banyak dan penampakan yang lebih menarik
karena serupa dengan buah aslinya. Manisan kering adalah manisan yang diperoleh
setelah buah ditiriskan kemudian dijemur sampai kering. Untuk manisan kering
yang dihasilkan kurang sempurna karena kandungan air pada buah masih terdapat.
B.
Saran
Sebaiknya pada proses
praktikum yang dilakukan pembuatan manisan untuk manisan basah sebaiknya
disimpan di kulkas dalam kemasan tertutup rapat dan untuk mendapatkan
manisan kering yang baik, penjemurannya harus benar-benar sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Fachruddin,
Lisdiana. 1998. Membuat Aneka Manisan. Kanisius. Yogyakarta. Muaris, Hindah.
2003. Manisan Buah. Gramedia. Jakarta.
Kalie,
M. Baga. 2008. Bertanam Pepaya. Penebar Swadaya. Jakarta. Suprapti, Lies M.
2005. Aneka Olahan Pepaya Mentah dan Mengkal. Kanisius. Yogyakarta.
Sri R.
Dwiari, dkk. Teknologi Hasil Pangan. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
Wahyu Mushollaeni,Spi,Mp.2011. Buku Petunjuk
Praktikum Teknologi Makanan Ringan dan Gula.
kenapa fotonya tdk bisa dilihat ya?
BalasHapus